Bab 1
Pendahuluan
1.1.
Latar
belakang
Identitas
keseimbangaan pendapatan nasional Y=C+I+G merupakan pandangan kaum Keynesian
akan relevansi campur tangan pemerintah dalam perekonomian tertutup. Formula
ini dikenal sebagai identitas pendapatan national. Y meruapakan pendapatan
nasional, C merupakan pengeluaran konsumsi dan G merupakan pengeluaran
pemerintah. Dengan membandingkan nilai G terhadap Y serta mengamati dari waktu
ke waktu dapat diketahui seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam
pembentukan pendapatan nasional.
Menurut
Keynes, untuk menghindari timbulnya stagnasi dalam perekonomian, pemerintah
berupaya untuk meningkatkan jumlah pengeluaran pemerintah (G) dengan tingkat
yang lebih tinggi dari pendapatan nasional sehingga mengimbangi kecenderungan
mengonsumsi (C) dalam perekonomian. Besarnya
pendapatan nasional menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi guna menciptakan kesejahteraan ekonomi masyarakat
juga meningkat. Indikator kesejahteraan ekonomi adalah tingkat pengangguran dan
kemiskinan.
Selama
lima tahun terakhir, pendapatan nasional mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Data nota keuangan menyebutkan pertumbuhan ekonomi akhir tahun 2011 mencapai
6,5%, tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 6,56% dan kemiskinan
menurun menjadi 12,49%.
Implikasi
pertumbuhan ekonomi memberikan perubahan berarti dalam perekonomian terutama tingkat
pengangguran dan kemiskinan. Maka dari itu, selama lima tahun terakhir berapa
besar konsumsi dan pengeluaran pemerintah dalam menyokong pertumbuhan ekonomi.
1.2.
Rumusan
masalah
Dari
uraian latar belakang, ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan, yaitu :
1. Seberapa
besar pengeluaran konsumsi dan pengeuaran pemerintah pada output agregat (Y)
selama lima tahun terakhir?
2. Berapa
tingkat pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir?
3. Berapa
tingkat pengangguran dan kemiskinan selama lima tahun terakhir?
1.3.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Menyelesaikan tugas malakah perkuliahan
Perkonomian Indonesia
2.
Mengetahui berapa besar pengeluaran
konsumsi dan pengelauran pemerintah selama lima tahun terakhir.
3.
Mengatahui berapa besar tingkat pertumbuhan
ekonomi selama lima tahun terakhir.
4.
Mengatahui berapa besar tingkat
pengangguran dan kemiskinan selama lima tahun terakhir.
Bab 2 Landasan
teori
2.1 Pengertian Konsumsi
Dalam pengertian ilmu ekonomi, pengertian konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau
menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan
kebutuhan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :
- Faktor
Ekonomi
a)
Pendapatan Rumah Tangga ( Household
Income )
Pendapatan
rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin
baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat
pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan
konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin
konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
b)
Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth
)
Tercakup
dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan
mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga).
Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi karena menambah pendapatan
disposable.
c)
Tingkat Bunga ( Interest Rate )
Tingkat
bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga
yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan
semakin mahal. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya
dengan meminjam dari bank atau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin
mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.
d)
Perkiraan Tentang Masa Depan (Household
Expectation About The Future)
Faktor-faktor
internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga
antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota
keluarga yang telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian domestik dan internasional,
jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.
2.
Faktor Demografi
a) Jumlah
Penduduk
Jumlah
penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relatif rendah.
Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar bila jumlah penduduk sangat
banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
b)
Komposisi Penduduk
Pengaruh
komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
·
Makin banyak penduduk yang berusia kerja
atau produktif (15-64 tahun) makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak
penduduk yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
·
Makin tinggi tingkat pendidikan
masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin tinggi. Sebab pada saat seseorang
atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin
banyak.
·
Makin banyak penduduk yang tinggal di
wilayah perkotaan (urban),
pengeluaran
konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan
lebih konsumtif dibandingkan masyarakat pedesaan.
3.
Faktor-faktor Non Ekonomi
Faktor-faktor
non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah
faktor sosial budaya masyarakat. Misalnya saja berubahnya pola kebiasaan makan,
perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain
yang dianggap lebih hebat/ideal.
2.2
Teori pengeluaran pemerintah Versi
Keynes
Menurut
Keynes, untuk menghindari timbulnya stagnasi dalam perekonomian, pemerintah
berupaya untuk meningkatkan jumlah pengeluaran pemerintah (G) dengan tingkat
yang lebih tinggi dari pendapatan nasional sehingga mengimbangi kecenderungan
mengonsumsi (C) dalam perekonomian. Perpajakan
dan pengeluaran pemerintah saling berkaitan dalam pengertian fiskal atau APBN
secara keseluruhan.
Pengeluaran
pemerintah digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Pengeluaran
rutin
2. Pengeluaran
pembangunan
Pengeluaran
rutin adalah pengeluaran yang digunakan untuk pemeliaharaan atau
penyelenggaraan pemerintah sehari-hari.
Pengeluaran
rutin terdiri dari :
a. Pengeluaran
untuk belanja pegawai
b. Pengeluaran
untuk belanja barang
c. Pengeluaran
untuk subsidi daerah otonom
d. Pengeluaran
untuk membayar harga dan cicilan hutang
e. Pengeluaran
lain-lain
Sedangkan
pengeluaran untuk pembangunan terdiri dari :
a. Pengeluaran
untuk pembiayaan departemen
b. Pegeluaran
utnk pembiayaan bagi daerah
c. Pengeluaran
untuk pembiayaan lain-lain
d. Pengeluaran
untuk bantuan proyek
Bab 3 Pembahasan
Tabel Konsumsi
Presentase Konsumsi Rumah Tangga
Menurut Kelompok Barang (2007-2011)
Kelompok Barang
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Makanan:
|
|||||
- Padi-padian
|
10.15
|
9.57
|
8.86
|
8.89
|
7.48
|
- Umbi-umbian
|
0.56
|
0.53
|
0.51
|
0.49
|
0.51
|
- Ikan
|
3.91
|
3.96
|
4.29
|
4.34
|
4.27
|
- Daging
|
1.95
|
1.84
|
1.89
|
2.1
|
1.85
|
- Telur dan susu
|
2.97
|
3.12
|
3.27
|
3.2
|
2.88
|
- Sayur-sayuran
|
3.87
|
4.02
|
3.91
|
3.84
|
4.31
|
- Kacang-kacangan
|
1.47
|
1.55
|
1.57
|
1.49
|
1.26
|
- Buah-buahan
|
2.56
|
2.27
|
2.05
|
2.49
|
2.15
|
- Minyak dan lemak
|
1.69
|
2.16
|
1.96
|
1.92
|
1.91
|
- Bahan minuman
|
2.21
|
2.13
|
2.02
|
2.26
|
1.8
|
- Bumbu-bumbuan
|
1.1
|
1.12
|
1.08
|
1.09
|
1.06
|
- Konsumsi lainnya
|
1.34
|
1.39
|
1.33
|
1.29
|
1.07
|
- Makanan jadi
|
10.48*)
|
11.44*)
|
12.63*)
|
12.79*)
|
13.73*)
|
- Minuman beralkohol
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
- Tembakau dan sirih
|
4.97
|
5.08
|
5.26
|
5.25
|
5.16
|
Jumlah makanan
|
49.24
|
50.17
|
50.62
|
51.43
|
49.45
|
Bukan makanan:
|
|||||
- Perumahan dan fasilitas rumahtangga
|
20.78
|
20.21
|
19.89
|
20.36
|
19.91
|
- Barang dan jasa
|
17.01
|
17.12
|
17.49
|
16.78
|
17.92
|
- Pakaian, alas kaki dan tutup kepala
|
3.33
|
3.37
|
3.33
|
3.38
|
2.02
|
- Barang-barang tahan lama
|
6.47
|
6.37
|
5.88
|
5.14
|
7.52
|
- Pajak dan asuransi
|
1.27
|
1.25
|
1.41
|
1.57
|
1.64
|
- Keperluan pesta dan upacara
|
1.89
|
1.51
|
1.36
|
1.32
|
1.53
|
Jumlah bukan makanan
|
50.76
|
49.83
|
49.38
|
48.57
|
50.55
|
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional , Modul
Konsumsi
Tabel
Pengeluaran Pemerintah
Realisasi Pengeluaran Negara 2007-2011
Jenis
Pengeluaran
|
2007
1)
|
2008
1)
|
2009
1)
|
2010
1)
|
2011
2)
|
|
Belanja
Pegawai
|
90,425
|
112,830
|
127,670
|
148,078
|
182,875
|
|
Gaji dan
Tunjangan
|
50,343
|
67,761
|
70,654
|
80,990
|
89,737
|
|
Honorarium
dan Vakasi
|
11,532
|
7,766
|
8,496
|
14,334
|
31,025
|
|
Kontribusi
Sosial
|
28,550
|
37,303
|
48,520
|
52,754
|
62,113
|
|
Belanja
Barang
|
54,511
|
55,963
|
80,668
|
97,597
|
142,826
|
|
Belanja
Modal
|
64,289
|
72,773
|
75,871
|
80,287
|
140,952
|
|
Pembayaran
Bunga Utang
|
79,806
|
88,430
|
93,782
|
88,383
|
106,584
|
|
Utang
Dalam Negeri
|
54,079
|
59,887
|
63,756
|
61,480
|
76,614
|
|
Utang Luar
Negeri
|
25,727
|
28,543
|
30,026
|
26,903
|
29,970
|
|
Subsidi
|
150,215
|
275,291
|
138,082
|
192,707
|
237,195
|
|
Energi
|
116,866
|
223,013
|
94,586
|
139,953
|
195,289
|
|
Non Energi
|
33,349
|
52,278
|
43,496
|
52,754
|
41,906
|
|
Belanja
Hibah
|
-
|
-
|
-
|
70
|
405
|
|
Bantuan
Sosial
|
49,756
|
57,741
|
73,813
|
68,611
|
81,810
|
|
Belanja
Lain-lain
|
15,621
|
30,328
|
38,926
|
21,673
|
15,596
|
|
Jumlah
|
504,623
|
693,356
|
628,812
|
697,406
|
908,243
|
Sumber : Departemen
Keuangan
Grafik
I Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y)
Sumber : Nota Keuangan
dan APBN Th 2012
Grafik II Sumber
Pertumbuhan PDB Menurut Sektor Konsumsi Rumah Tangga Dan Konsumsi Pemerintah
Sumber
: Nota Keuangan dan APBN Th 2009-2012
Analisis
v Tahun 2007
Pada triwulan I Pengeluaran konsumsi masyarakat mencapai 5,0%.
Peningkatan konsumsi riil masyarakat didorong oleh perbaikan daya beli, diantaranya
berasal dari kenaikan gaji PNS dan Upah Minimum Provinsi (UMP), penuruna
inflasi dan suku bunga. Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 3,9%. Hal ini
anatara lain disebabkan pada tahun 2006 terdapat luncuran belanja anggran tahun
2005. Selain itu tahun 2007 pemerintah melakukan penghematahan anggaran dalam
rangka mengurangi defisit yang semakin meningkat.
v Tahun 2008
Pada triwulan I
konsumsi rumah tangga mencapai 5,5% dan konsumsi pemerintah 3,6%. Meskipun
dibayang-bayangi oleh laju inflasi, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga
masih meningkat cukup tinggi.
Memasuki triwulan II,
laju pertumbuhan ekonomi sedikit mengalai perlambatan. Kondisi ekonomi global,
tekanan harga bahan pangan dan minyak mentah sedikit banyak mempegaruhi konsidi
perekonomian domestik. Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5,3% dan laju
konsumsi pemerintah 4,2%.
v Tahun 2009
Pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan pada tingkat 4,6% (y-o-y)
bila dibandigkan tahun 2008 mencapai 6,0% (y-o-y). Akan tetapi
pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi rumah tangga sebesar 4,85% (y-o-y) dan konsumsi pemerintah sebesar 15,72%
(y-o-y).
Konsumsi masyarakat
tetap mampu tumbuh tinggi selama tahun 2009 yaitu 4,85% (y-o-y), meskipun lebih
rendah realisasinya dalam periode yang sama pada tahun 2008 yang mencapai 5,34%
(y-o-y). Penurunan ini diakibatkan oleh melemahnya daya beli masyarakat sebagai
imbas krisis global. Namun terdapat beberapa faktor yang mampu menahan laju
penurunan konsumsi masyarakat tersebut, antara lain pelaksanaan pemilu,
stimulus fiskal berupa insentif pajak, kenaikan gaji dan pemberian gaji
PNS/TNI/Polri dan penyaluran BLT kepada rakyat miskin.konsumsi non makanan
tumbuh sebesar 5,97% (y-o-y) sedangakn konsumsi makanan tumbuh 3,57% (y-o-y).
Konsumsi pemerintah yang meliputi belanja barang mencapai 21,06% sedangkan
pegawai tumbuh sebesar 5,10%.
v Tahun 2010
Konsumsi masyarakat
mampu tumbuh 4,6 (y-o-y) di tahun 2010,
sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan ditahun 2009 yang
mencapai 4,85% (y-o-y) karena masih terkendala dengan tekanan inflasi di tahun
2000 yang mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat. Jenis konsumsi non manakan
masih tetap menjadi pendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat dibandingkan
konsumsi makanan tumbuh sebesar 3,4 % (yo-y). Konsumsi masayarakat masih
mempunyai peranan yang paling besar terhadap PDB yaitu sebesar 56,7% .
Konsumsi pemerintah di
tahun 2010 minus 7,65% (y-o-y), jauh lebih rendah dibanding pertumbuhannya pada
tahun 2009 yang mencapai 15,72 % (y-o-y) karena adanya pencairan anggaran stimulus
fiscal yang cukup besar di tahun 2009 sebagai antisipasi defisit anggaran untuk
mengurangi dampak krisis global sserta pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu
presiden.
v Tahun 2011
Memasuki tahun 2011,
perekonomian nasional menunjukan kinerja yang semakin membaik. Pada kuartal I
PDB tumbuh sebesar 6,5% (y-o-y) lebih tinggi bila dibandingkan dengan
realisasinya pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 5,6% (y-o-y).
Pertumbuhan konsumi rumah tangga didorong oleh meningkatnya konsumsi non-makanan
yang tumbuh sebesar 5,5% dan konsumsi makanan sebesar 3,4%. Konsumsi pemerintah
tumbuh 3,0% (y-o-y) meningkat bila dibandingkan dengan realisasinya periode
yang sama tahun sebelumnya yang sebesar minus 7,6%. Pertumbuhan tersebut
terjadi akibat dai masih rendahnya realisasi penyerapan anggaran yang secara
musiman terjadi diawal tahun. Pada kuartal I tahun 2011, belanja barang hanya
tumbuh 2,9%, belanja pegawai tumbuh 6,3% sedangkan penerimaan barang dan jasa
yang menjadi faktor pengurang konsumsi pemerintah tumbuh tinggi yaitu sebsesar
25,8%. Belanja barang hingga mencapai 21,06 persen. Selain itu, belanja pegawai
tumbuh sebesar 5,10 persen berkaitan dengan kebijakan kenaikan gaji pokok dan
pensiun pokok,.
Konsumsi pemerintah di
kuartal II tahun 2011 tumbuh 4,5% (y-o-y). Angka tersebut jauh lebih tinggi
bila dibandingkan dengan pertumbuhan di kuartal II tahun 2010 yang negatif 7,3%
(y-o-y). Hal ini menunjukan realisasi belanja tahun 2011 jauh lebih baik
dibandingkan tahun 2010. Konsumsi rumah tangga jauh meningkat, meskipun tidak
setinggi kuartal II tahun lalu yang mampu tumbuh 5,0% (y-o-y). Meningkatnya pendapatan
rumah tangga di sector pertanian sebagai dampak dari panen raya yang masih berlanjut di kuartal II dan
faktor-faktor lain seperti liburan sekolah dan tahun ajaran baru telah
mendorong konsumsi rumah tangga tumbuh 4,6% (y-o-y) dan 3,65 (y-o-y).
Dampak
Peingkatan
pertumbuahan ekonomi yang didorong oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi
pemerintah memberikan dampak positif terhadap tingkat pengangguran dan
kemiskinan yang terus mengalami penurunan.
Grafik III Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan (dalam Persen)
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh berbagai sumber diantaranya adalah konsumsi masyarakat dan
konsumsi pemerintah. Besanya tingkat konsumsi msyarakat dan konsumsi pemerintah
dipengaruhi oleh indikator masing-masing baik dalam lingkup nasional maupun
regional. Indikator regional seperti kondisi perekonomian global dan harga
minyak dunia. Sedangkan dalam lingkup nasional seperti kebijakan pemerintah,
kondisi alam dan konsidi sosial.
Semikin tingginya
tingkat konsumsi masyaraat dan konsumsi pemerintah, mendorong pertumbuhan
ekonomi yang semakin tinggi. Dampak atas pertumbuhan ini meningkatkan
kesejahteraan masyarakat diantaranya penurunan tingkat pengangguran dan tingkat
kemiskinan secara signifikan.
note :
maaf jika ada kemiripan engan postingan dari temen-temen yang lain. bukan bermaksud tertentu hanya untuk materi belajar.. ^_^
maaf jika ada kemiripan engan postingan dari temen-temen yang lain. bukan bermaksud tertentu hanya untuk materi belajar.. ^_^